Entri Populer

Rabu, 06 Oktober 2010

MY NAME IS KHAN

Akhirnya kesampaian juga hasrat q tuk nonton MY NAME IS KHAN. Secara umum, film ini bagusss (menurut persepsi aq). Gak heran kenapa di Malaysia harga tiketnya ampe 12jt. (yang kaya yang bole nonton. Hehehe…)
Film ini bercerita tentang Rizwan Khan, seorang yang menderita sindrom asperger yaitu suatu sindrom dimana sipenderita takut ama tempat dan orang baru. Juga benci pada warna KUNING dan suara yang keras. Peran ini dimainkan ama Shahrukh Khan. Walaupun agak autis dia adalah orang yang pintar. Terbukti waktu dia bisa Repair Almost Anything yang membuat orang terkagum-kagum. Dia juga tulus dan ingin membantu semua orang. Namun sayang, tidak semua hal bisa dia perbaiki. Seperti ketika ayahnya dalam masalah, ketika terjadi peristiwa 9/11 yang menyebabkan dia dan seluruh umat muslim di Amerika terkucil, waktu anaknya Sam meninggal, juga saat Mama Jenni membutuhkan bantuan saat terjadi badai di Georgia.
Ini cerita yang menyentuh. Soalnya salut aja ama si Rizwan Khan yang jelas-jelas autis dan takut ama tempat atau orang baru, namun nekad melakukan perjalanan untuk nemuin Presiden AS dengan berbekal kalimat: MY NAME IS KHAN, AND I’M NOT A TERRORIST. Padahal udah pasti yang ditemui hal baru semua. Wouw… truz sepanjang cerita orang2 disekitarnya yang dia sayangi banyak yang meninggal.
Scene yang menurut aq keren ada 2, pertama waktu Rizwan kehabisan uang tapi masih mau berusaha dengan jalan yang halal. Kedua waktu ada upacara mengenang korban perang di gereja di Wilhelmina, Georgia. Terutawa pas terdengar lagu we shall over come, we shall over come, we shall over come someday. Give me my hearth, I do believe, we shall over come someday…
Tapi pribadi aq kurang suka ama istrinya, Mandira yang diperain ama Kajol. Soalnya dia orang yang sangat rapuh. Ketika anaknya Sam meninggal (karena dianiaya teman satu sekolah, alasannya karena Sam muslim), dia melimpahkan kesalahan ama Rizwan. Yang lebih sadisnya lagi, dia nyuruh Rizwan pergi. Rizwan baru boleh kembali klo udah ketemu ama Presiden dan bilang bahwa dia bukan teroris. Hmmm…
Namun, just like another bollywood movie, film ini berakhir manis… Untuk lebih serunya, lebih baik nonton sendiri deh…

TUHAN, KIRIMKANLAH AKU… (KARENA AKU TAK MEMINTA)

Eits,jangan salah sangka bahwa aku berubah aliran jadi religius. No, no, no… itu salah. Aku nulis gini karena aku teringat ama satu hal yang sebenarnya gak cukup penting tapi amat sangat mengganggu betul.
Jadi ceritanya begini, dua minggu lalu aq resmi menyandang status gadis “BERKEPALA DUA KOMA DUA”. Ucapan slamat pun berdatangan, baik yang tulus atau hanya sekedarnya. Yang betul-betul ingat atau karena diingatkan ama facebook. Maupun ucapan basi yang ujung-ujungnya minta traktiran. Tak luput ucapan selamat dari Tengah tercinta yang isinya kira-kira seperti ini: “Selamat ulang tahun ya Nang… semoga panjang umur, sehat selalu, tercapai cita-citanya… truz uda bisa nyari pacar… nanti ketuaan… kalo bisa cari yang baik bibit bebet dan bobotnya ya…” Hahaha… hanya itu tanggapanku. Cukup!
Truz, dua hari lalu aq kembali disindir dengan agenda yang sama. Sindiran tajam dan menyayat empedu ini ku dapat ketika Fitri si Playgirl berkata: “Yanti ada Bg Andi, Via lagi ama Bg Diki, Koke ama Setia, aku juga kemaren jalan, tapi…” STOP!! Tidak perlu dilanjutkan!! Hanya akan membuat perih di mata. Objek sindiran semakin dipersempit waktu si Muti pigi karena pacarnya dari Pekan Baru datang. Tepatlah sudah!! Mataku semakin panas dan ingusku meleleh… karena aku memang lagi ngiris bawang. (hah)
Come on guys… apa segitu anehnya kalo ampe umur segini aku gak pacaran juga?? Emang hanya itu titik pencapaian di dunia ini?? Enggak kan??
Terus terang aja, aku suka ngiler liat cowok-cowok manis ala drama korea itu. Aku juga suka ama hal romantis kayak film Pretty Woman ato New Moon. Rasa tertarik juga ada, walau ama orang yang usianya jauuuuhh di atas ku.
So, hentikan asumsi-asumsi yang kalian kembangkan berdasarkan subjektifitas kalian sendiri dengan berpedoman pada asas praduga tak bersalah itu. Apalagi kalo sampai mengaitkan ketidakgemaran ku menonton acara Take Me Out, FTV Remaja, Lemon Tea atau acara-acara yang kurang lebih bertema sama dengan hal itu. Itu gak ada hubungannya!!! Sama seperti korelasi seseorang yang gemar menonton kartun dengan tingkat kemampuannya dalam menggambar. Sama sekali gak punya korelasi!!
Tapi knapa ampe sekarang aku gak bisa mengoleksi makluk yang disebut laki-laki itu?? Jawabannya Karena Aku Tak Meminta!!! Bukan karena aku gak mau, tapi aku lupa… selama ini list dalam doaku hanya beisi perkembangan skripsiku, kesehatan mamaku, kehidupan ade2ku, dan kadang-kadang tentang dosen, atau teman-temanku. Seingatku, belum pernah aku secara khusus meminta hal yang satu itu. Dan parahnya lagi, aku baru sadar akan hal ini semalam pagi abis misa di gereja! hahaha…
Yagh, paling gak aku gak lupa ke gereja.
Aku jadi ingat kalo ada tertulis, “Mintalah maka akan diberikan, carilah dan akan mendapat”. Apa aku harus meminta hal itu? Atau aku harus mencari? Truz gimana dengan “…janganlah cemas hatimu. Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu”. Waduh…cape!!!

Tibet Oh Tibet…

Ada apa dengan Tibet? Gak ada apa-apa… dan justru ketidakadaan itu yang buat unik. Emang udah pernah ke Tibet? Belum... tapi bukannya aku sok tau, tapi memang betul-betul tau. Tau darimana? Nah, aku tadi liad acara di stasiun tipi NHK Japan. Tomohiro’s Railway To China nama acaranya. Ceritanya tentang aktor jepang yang namanya Tomohiro pigi berpesiar keliling cina. Gak jelas dia ini jadi backpacker ato gak, soalnya aku gak nonton dari episode awal. Tapi dari bawaannya yang cuma sebuah ransel itu (kayak Dora), menunjukkan kalo dia itu lagi backpacking.

Di episode kali ini dia pigi ke Tibet. Uda tau kan, kalo tibet itu atap dunia. So, lokasinya otomatis berada sanga jauh dari permukaan laut. Kalo gak salah ingat, empat ribu sekian kilometer dari permukaan laut gitu lah. Nah, disana ada stasiun kereta tertinggi di dunia yang tidak ditinggali oleh satu orang pun. Soalnya susah tinggal di tempat setinggi itu, gak ada akses kemana-mana.





Truz ada juga danau yang airnya biruuuuu dan jernih. Apa istimewanya? Danau itu terletak di atas gunung. Keren lah pokoknya. Tapi keadaan lingkungan disana kayaknya gersang. Pepohonan adalah pemandangan yang jarang dijumpai.

Hal unik lainnya, pas si Tomohiro itu masuk ke hotel. Di hotel sang resepsionis nanya-nanya apa itu kunjungan pertamanya ke Tibet. Si Tomohiro bilang iya. Trus sang resepsionis langsung ngasi sekaleng oksigen ama bantal yang isinya oksigen juga. Untuk apa? Ternyata, karena Tibet itu letaknya tinggi di atas sana, jadi kadar oksigen di udara amat sedikit. Bagi orang yang belum terbiasa ama udara situ, bisa kesulitan bernafas. Makanya pihak hotel memasukkan oksigen dalam daftar layanan kamar. Daripada pagi-pagi pas beresin kamar si tamu udah mati…itu aja, walau udah punya bekal oksigen kalengan, si Tomohiro masih ngerasa sakit kepala berat. Mungkin karena kadar oksigen dalam darah ato otaknya menipis ya…
Oksigen ini gak hanya disediakan di hotel. Tapi di kereta api yang dipake ama Tomohiro juga ada fasilitas ‘hisap oksigen’ gratis. Betul-betul keren!!! Trus satu lagi, kereta apinya bersih dan nyaman. Gak tau apa karena itu gerbong kelas dua, tapi dibanding ama kereta api yang pernah kunaiki pas mau ke Kisaran dulu, bagaikan lontong ama teh manis. Jauuhhhh berbeda!!

Karena nonton tayangan itu, hasrat berpetualangku jadi muncul lagi. Aku pengen jadi backpacker secepatnya. Gak sabar nunggu taun depan. Pincuk, Bunmar, prepare your stuff, Gals!!!

Si Birokrasi dan Aku

“Kalau ada dosen yang mempersulit langkah kalian, kalian lapor sama saya. Asal disertai bukti nyata langsung kita tindak lanjuti…”
Trus gimana kalo yang mempersulit itu adalah siempunya kalimat di atas? Apa memang akan “ditindaklanjuti”? I don’t think so…
Memang birokrasi di kampus ku tercinta ini agak-agak kusut. Yang udah tua terlalu sensitif, g pedulian dan suka mengeksplor wewenangnya. Sedangkan yang muda mengagungkan darah mudanya dan cenderung ingin berontak dan egois. Akibatnyaa.., MISCOMUNICATION sering, bahkan selalu terjadi di jurusan ku ini. (jurusan laen gak tau juga…)
Ni aja, selama aku sibuk tuk nyiapin proposal dan seminar, banyak masalah yang muncul. Mulai dari soal cara menjumpai dosen tuk konsultasi., (karena ada dosen yang mesti dijumpain di kampus dan ada juga yang mesti di rumah. Truz ada yang harus ditelpon tuk buat appointment, dan ada yang harus di sms dulu baru ditelpon lagi,hufft…)
Masalah pembayaran uang seminar, (ne ada mahasiswa yang gampang aja mau bayar, ada mahasiswa penganut suatu ‘aliran’ yang gak mau bayar sepeser pun, dan ada juga mahasiswa penganut suatu ‘aliran’ tapi mau bayar…). Ampe masalah administrasi tuk mencetak surat undangan meja ijo.
Arrggghhh… tah apa apa pon!!! Mumet otak ku ne. Q curhat ma dosen pengampu ku tercinta, tapi dia pun angkat tangan. Kecewa juga sih, tapi memang kalo dipikir secara logika, apalah yang bisa diperbuat dosen non-jabatan terhadap dosen berjabatan? Ibaratnya, gak mungkin anggota DPRD tingkat II menyela Presiden. Yagh, mau gimana lagi…
Belum lagi ngadapin dosen-dosen yang sepertinya gak punya nurani. Uda tau kami ngemis di depan pintu kantornya untuk revisi, persetujuan proposal, ato bahkan hanya meminta sebuah tanda tangan, tapi gak digubris!!! How poor we are…
Dan ini g terjadi sejam, dua jam ato sehari dua hari. It happens 10 hours a day, 5 days a week… bahkan ada yang nunggu (sambil lesehan karena gak ada kursi) selama sebulan.
Akibatnya, semua terkendala. Aku gak bisa melangkah ke tingkat berikutnya karena tingkat ini pun belum selesai. Dan nanti pun ditahap berikutnya, hal ini pasti terjadi lagi. Jadi kalo menurut aku, berdasarkan sampel yang diambil secara purposif yaitu diriku sendiri, mahasiswa disini lama wisuda bukan karena malas ato bodoh (walaupun kasus seperti itu memang ada) tapi karena birokrasi yang berbelit-belit dan runyam.
Buktinya, untuk menyusun outline atau proposal aku hanya perlu waktu dua minggu. Tapi yang bikin lama, waktu minta tanda tangan ke kaprodi, kajur, dsb, dst, dll, dkk…
Yagh, mau gak mau harus dijalani. Tapi secara gak langsung ini menghambat langkah ku untuk meraih gelar S1 dalam waktu empat tahun. Hufft…

Redenominasi Uang

Subuh tadi, ketika insomnia menyerang dan kantuk tak kunjung datang, iseng-iseng aku buka-buka chanel tipi yang isinya berita melulu. Aku lupa nama stasiun tipinya. Acara yang ditayangkan adalah debat mengenai Redenominasi Uang. Hal pertama yang muncul di otakku adalah, orang-orang ini pasti uda gak waras. Masa jam dua subuh masi berdebat. Kapan tidurnya?? Tapi, yah mungkin saja mereka-mereka itu terserang insomnia juga kayak aku. Jadi daripada gak ada kerjaan mereka memilih untuk berdebat.
Nah, yang dibahas dalam debat itu adalah pengubahan nilai nominal rupiah. Misalnya, uang seribu rupiah diganti menjadi satu rupiah. Sepuluh ribu rupiah jadi sepuluh rupiah, begitu seterusnya. Singkatnya, pengubahan nilai nominal uang dilakukan dengan membuang tiga angka nol yang terletak di posisi paling belakang dalam selembar uang. Kusebutkan selembar, karena uang yang punya nol lebih dari tiga biji hanya terdapat dalam bentuk lembaran kertas.
Walaupun nominal uangnya udah berubah, tapi daya beli uang itu masih sama. Misalnya lagi, untuk beli bola lampu diperlukan uang sepuluh ribu rupiah, namun dengan uang senilai sepuluh rupiah yang udah diubah tadi, kita juga bisa beli bola lampu itu. Simpel kan??
Katanya hal ini bisa terjadi karena saat ini status ekonomi Indonesia lagi stabil dan angka inflasi bisa dikendalikan. Mungkin tingginya harga cabe dan bawang serta naiknya tarif dasar listrik merupakan ciri-ciri stabilnya perekonomian menurut para petinggi-petinggi di sana.
Tapi yang namanya dunia, gak akan lepas dari pro dan kontra. Banyak orang yang gak setuju dengan rencana ini. Baru rencana aja, tapi uda kontroversial. Gimana kalo udah terealisasi? Padahal penyelenggaran redenominasi ini masi lama, tahun 2016 kalo gak salah.
Kalo aku sih senang-senang aja ama rencana penerintah ini. Soalnya mempersimpel bilangan uang. Selain itu, kan keren kalo mata uang jadi satu rupiah, dua rupiah, dst. Jadi kayak di Amrik, kalo beli pecal $1. nah, disini juga kayak gitu… Beli goreng Rp1 aja. kereeeennn!!!

Poorly Bad Hair

Akhir-akhir ini muncul niat dalam hatiku untuk ‘mempermak’ penampilan kepalaku. Yups, rambut yang tumbuh di kepalaku ini membuatku stresss… pasalnya, mereka tumbuhnya jarang-jarang, jadi ada kulit kepala yang terlihat kosong, persis petak sawah yang belum ditanami padi. Truz keadaannya yang gersang, kering dan penuh kesengsaraan itu membuatnya terlihat gak indah sama sekali. Diikat salah, digerai salah. Kayaknya aku perlu mencoba gaya baru. Seperti potongan rambut Barak Obama mungkin…
Kadang aku ngiler juga ngelihat gaya rambut para artis korea yang kayaknya lembut dan stylish itu. Tapi aku gak cukup berani mengambil resiko untuk mengikuti trend itu mengingat tekstur rambutku yang bergelombang dan beriak tanda tak dalam ini. Selain itu, anatomi struktur tengkorak para artis itu gak sama ama struktur tengkorak kepala tempat rambutku tumbuh. Hal ini kan mempengaruhi juga. Belum lagi perbedaan warna kulit dan postur tubuh yang kayaknya jauuuuhhh sekali. Ehm, dalam hal kulit mungkin aku bisa bersaing, tapi kalo menyangkut postur tubuh… ampun deh!!!
Akhirnya aku hanya bisa meringkuk dalam keterpurukan. Tak henti meratapi kenyataan. Menyedihkan!! Mengapa harus ada drama korea yang berisi makluk-makluk manis berambut indah itu?? Dan mengapa simulacra di tipi selalu memberikan dogma bahwa keindahan itu mutlak berasal dari rambut lurus, hitam dan panjang?? Yang notabene tidak satu pun aku punya. Mengapa?? Mengapa?? Ku tak henti bertanya…
Kenyataan bahwa dalam keseharian aku dikelilingi oleh orang-orang berambut lebat seperti si Peb, Fitri, Yanti, Enji, Muti, dll, membuatku semakin hancur. Aku harus menerima kenyataan bahwa aku miskin dalam hal rambut. Miris sekali…

Makan-makan Yoookk…

Aku termasuk orang yang gampang dalam soal makanan. Aku gak suka pilih-pilih makanan. Semua bisa kumakan asal masih sesuai dengan batas kelaziman dalam otakku dan aku pun berselera makannya. Kusebut ‘batas kelaziman otakku’ karena ada makanan yang menurut orang gak pantas dimakan, tapi menurutku itu sah-sah aja. Contohnya, daging ular. Aku sering memakannya karena menurutku itu makanan yang biasa aja.
Berselera, maksudnya aku punya hasrat untuk menggauli makanan itu. Contohnya lagi, walaupun ikan nila sambal atau gembung bakar terkenal enak, tapi aku gak berselera atau lebih tepatnya gak suka ama makanan ini. Jadi kalo disuruh pilih, mau makan nasi pake nila sambal atau pake gembung bakar, maka aku lebih milih makan pake krupuk aja…
Satu lagi yang bikin aku suka makan seadanya, tidak lain dan tidak bukan karena aku malas nyari makanan. Asal tempatnya dekat, walau kurang enak, aku pasti beli makan disitu. Soalnya aku tipe orang yang gemar ‘ngeram’ di rumah. Aku malas kalo harus berpanas-panas ria di luar.
Nah, karena kebiasaan makan pake ‘benda’ yang disukai aja dan malas jalan ke luar (selain karena faktor keuangan yang memang minim), aku sudah dapat dipastikan kekurangan vitamin, mineral, zat besi dan folat acid (apa pula ini?). bahkan kadang kalo gak ada makanan yang mampu merangsang nafsuku dan aku belum selesai mengerami telur-telurku, aku gak akan makan seharian…
Tadi sore, bukan sekedar iseng-iseng, aku baca-baca internet. Ternyata orang dengan pola makan tidak teratur itu cenderung kekurangan zat-zat seperti yang kusebut di paragraf atas. Dan hal ini akan mengganggu metabolisme. Pikirku, “Akh, gampang! Tinggal beli suplemen, semua nutrisi bisa terpenuhi.” Tapi hidup gak sesimpel itu. Ternyata kebanyakan makan Vitamin A malah bisa menyebabkan keracunan!! Waduh…
Truz katanya, orang yang jarang terkena paparan sinar matahari juga cenderung kekurangan vitamin E. Alamak… Ngeri akh!! Berarti aku merupakan sasaran empuk bagi vitamin-vitamin yang ingin melarikan diri, mengingat aku ini makan gak punya pola dan gak suka menambah pigmen kulit lewat sinar matahari.

Makan-makan Yoookk…

Aku termasuk orang yang gampang dalam soal makanan. Aku gak suka pilih-pilih makanan. Semua bisa kumakan asal masih sesuai dengan batas kelaziman dalam otakku dan aku pun berselera makannya. Kusebut ‘batas kelaziman otakku’ karena ada makanan yang menurut orang gak pantas dimakan, tapi menurutku itu sah-sah aja. Contohnya, daging ular. Aku sering memakannya karena menurutku itu makanan yang biasa aja.
Berselera, maksudnya aku punya hasrat untuk menggauli makanan itu. Contohnya lagi, walaupun ikan nila sambal atau gembung bakar terkenal enak, tapi aku gak berselera atau lebih tepatnya gak suka ama makanan ini. Jadi kalo disuruh pilih, mau makan nasi pake nila sambal atau pake gembung bakar, maka aku lebih milih makan pake krupuk aja…
Satu lagi yang bikin aku suka makan seadanya, tidak lain dan tidak bukan karena aku malas nyari makanan. Asal tempatnya dekat, walau kurang enak, aku pasti beli makan disitu. Soalnya aku tipe orang yang gemar ‘ngeram’ di rumah. Aku malas kalo harus berpanas-panas ria di luar.
Nah, karena kebiasaan makan pake ‘benda’ yang disukai aja dan malas jalan ke luar (selain karena faktor keuangan yang memang minim), aku sudah dapat dipastikan kekurangan vitamin, mineral, zat besi dan folat acid (apa pula ini?). bahkan kadang kalo gak ada makanan yang mampu merangsang nafsuku dan aku belum selesai mengerami telur-telurku, aku gak akan makan seharian…
Tadi sore, bukan sekedar iseng-iseng, aku baca-baca internet. Ternyata orang dengan pola makan tidak teratur itu cenderung kekurangan zat-zat seperti yang kusebut di paragraf atas. Dan hal ini akan mengganggu metabolisme. Pikirku, “Akh, gampang! Tinggal beli suplemen, semua nutrisi bisa terpenuhi.” Tapi hidup gak sesimpel itu. Ternyata kebanyakan makan Vitamin A malah bisa menyebabkan keracunan!! Waduh…
Truz katanya, orang yang jarang terkena paparan sinar matahari juga cenderung kekurangan vitamin E. Alamak… Ngeri akh!! Berarti aku merupakan sasaran empuk bagi vitamin-vitamin yang ingin melarikan diri, mengingat aku ini makan gak punya pola dan gak suka menambah pigmen kulit lewat sinar matahari.

LAGI-LAGI, PROSEDUR YANG MENYEBALKAN!!!

SNMPTN baru aja diumumkan. Dan syukurnya ade ku adalah salah satu orang yang namanya muncul dalam koran-koran lokal. Walaupun hanya mendapatkan kursi di universitas yang sama ama ku dengan jurusan yang berbeda tentunya, paling tidak kami masih bisa bersenang-senang di atas kesedihan orang-orang yang tidak mampu mendapatkan satu kursi PTN. Hey, hidup terasa indah ketika kita melihat orang lain merana kan???
Nah, karena aku dianggap sudah mengenal lika-liku universitas dan sedikitnya mempunyai kenalan yang bisa ditanya-tanya, maka aku secara otomatis membantu ade ku untuk registrasi ulang. Analogi yang sangat klasik bukan???
Maka pada hari pertama registrasi, kami sudah stand-by di depan bank kampus untuk menyetor sejumlah uang sebagai syarat wajib masuk universitas. (semua urusan harus pake uang). Tapi apa yang terjadi? Usaha kami untuk bangun dan mandi pagi menjadi sia-sia. BANK-NYA BELUM ONLINE!!! Pembayaran gak bisa dilakukan, jadi hari itu kami hanya bisa ngambil formulir.
Besoknya kami kembali lagi. Beda ama kemarin, hari ini gedung tempat registrasi dipadati manusia berumur 17-19 tahun pada umumnya. Melihatnya aja aku udah capek dan malas. Tapi mau gak mau aku harus registrasi ulang. Dan mulailah antrian panjang di bank kampus untuk pembayaran. Sumpek! Rame! Padat! Karena otakku mengkalkulasikan bahwa hal ini akan berlangsung amaaaaaattt lama, maka aku mengajak ade ku untuk bayar ke bank sejenis yang terdekat.
Tapi ternyata, di sana pun antrian sudah panjang. Ampe ke jalan lagi! Yagh, paling gak jumlahnya lebih dikit dibanding bank di kampus. Dan aku pun mulai mengantri di bawah terik matahari. Semenit, limabelas menit, setengah jam, sang teller tiba-tiba keluar untuk menyampaikan kabar gembira, JARINGAN OFFLINE!!! Terpaksa aku dan ade ku balek ke kampus dan mengantri lagi.
Ampe di kampus, bank-nya lagi istirahat. Hahaha… baru kali ne q ngerasa mau buang uang aja susah. Dan kami harus nunggu, nunggu, dan nunggu. Dua jam kemudian bank-nya buka lagi. Dan sekitar pukul 15 lebih, nama ade ku dipanggil masuk dan membayar.
Siap bayar, kami langsung ngembaliin formulir. Kali ini kami bagi tugas. Aku ngembaliin formulir di lantai satu, sedangkan ade ku ke lantai dua. Karena tugasku lebih cepat selesai, jadi aku naik ke lantai dua untuk bantuin ade ku. Seharusnya abis balikin formulir di lantai dua, masi ada proses pengukuran almamater dan registrasi ke fakultas. Tapi prosesi itu gak bisa terlaksana karena TUKANG UKURNYA UDA PULANG!!!
Terpaksa kami pulang juga. Emang cuma mereka yang bisa pulang? Kami juga bisa! Tapi sebelumnya kami ke fakultas dulu untuk liat tempat registrasiya dimana. Biar besok gak nanya-nanya lagi. Tapi hasilnya nol. Gak ada tanda dimana kami harus registrasi besok.
Keesokan harinya, tanpa sempat sarapan, kami pergi ke fakultas. Sungguh mengejutkan, tiba-tiba terpampang tulisan yang berisi syarat-syarat untuk registrasi. Salah satunya membawa surat keterangan ini itu, truz wajib memakai rok (bagi perempuan) dan yang paling aneh menurutku, wajib senyum, sapa dan salam. WHAT THE ****!!! Aku kesal bukan karena syarat itu. Tapi karena hal ini gak diberitahukan sebelumnya. Otomatis kami si sporty girl with jeans ini jadi kelabakan. Terpaksa kami pulang untuk ganti baju dan ngambil berkas yang diperlukan. Tapi sebelumnya kami ngukur almamater dulu. Daripada tukang ukurnya pulang lagi kayak kemarin…
Setelah pulang dan berganti pakaian, ade ku yang telah bertransformasi mirip asisten dosen itu pun disuruh mengisi formulir, beli pin, lalu masuk dan melakukan registrasi ulang. Kufikir semua udah selesai, tapi ternyata aku salah… kami masih harus ke jurusan lagi untuk melapor!! OMG DRAGON!!! Kami pun pergi ke jurusan, dan lagi-lagi terpampang tulisan berisi syarat-syarat untuk melapor. Terpaksa kami terbang lagi ke kantin perpus untuk foto copy plus nge-scan poto.
Setengah jam kemudian kami balek lagi ke jurusan dan melapor. Disana ade ku lagi-lagi disuruh mengisi formulir yang persis sama dengan yang ada di fakultas, beli stiker, kemudian melapor. Abis tu ade ku disuruh datang hari senen (kebetulan hari itu jumat, jadi sabtu kampus gak aktif) untuk pembagian dosen PA dan ngisi KRS.
Aku jadi uring-uringan! Pasalnya, aku jadi gak bisa pulang ke rumah karena harus nungguin urusan ne selesai ampe senen. Suntuk mampus di kos terus! Lebih parahnya lagi, pas senennya kami ke jurusan, ternyata berkas KRS mahasiswa baru belum datang, jadi pengisian KRS baru bisa dilakukan saat ospek yang notabene 10 hari lagi. SHIT!! Hatiku gak berhenti ngutuk oknum-oknum yang ada di situ.
Akhirnya ade ku pulang, dan aku tinggal di sini. Empat hari kemudian aku nyusul ade ku pulang ke rumah.
Weekend berakhir, awal minggu datang lagi. Ternyata dalam pengumuman waktu registrasi ulang, seluruh mahasiswa baru program reguler diwajibkan mengikuti tes TOEFL. Dan tes itu berlangsung hari ini, 2 agustus 2010, pukul 8.00 am. Terpaksa ade ku bangun jam 5.00 biar gak telat ke kampus karena dari rumah ke kampus perlu waktu 2 jam. Pertanyaan, Kenapa dia gak berangkat semalam sore aja n tidur di kos?? Alasannya sangat mendasar, yaitu dia ingin menonton DIARY JUSTIN BIEBER kemaren sore.
Tapi pengorbanan ade ku untuk bangun pagi dan merasakan dinginnya angin sewaktu di bus tidak mendapat harga setimpal. TES TOEFL GAK DILAKSANAKAN HARI INI!!! Jadi dia harus nunggu lagi ampe besok sendirian di kos.
Aku?? aku masi di rumah. Males balek. Padahal revisian belum dapat persetujuan, dan ujian Puskom pun belum selesai. Saat ini aku pengen bersantai-santai dengan mengkambinghitamkan rasa PUTUS ASA karena penolakan terus-menerus. Dengan topeng itu aku bebas untuk bermalas-malasan.
Tapi dibalik itu semua, aku hanya mau menekankan bahwa, TEMPAT INI SANGAT MEMUAKKAN!!! Birokrasi yang berbelit, prosedur yang tak jelas dan, gak adanya transparansi oleh para petinggi membuatku semakin muak. Tanpa mereka sadari, kami yang akan terjun langsung ke lapangan nantinya akan mengikuti hal-hal dan cara-cara yang mereka buat kepada kami. Dan nantinya para bawahan kami pun akan mengikuti cara yang sama. Begitu terus, membentuk lingkaran setan. Gak akan berhenti, dan gak akan berubah!!!

Tips Memilih Calon Pasangan

Bagi anda yang umurnya saat ini dapat dikatakan telah memasuki masa keemasan atau masa produktif, ada baiknya anda mulai memikirkan untuk melabuhkan pilihan sebelum masa keemasan anda itu terlanjur expired (emang makanan kaleng???). Terlebih lagi bila sudah ada target yang anda diincar.
Tapi tunggu dulu, jangan terburu-buru. Sebelum anda mengambil keputusan, ada baiknya anda menilik terlebih dulu beberapa syarat pasangan ideal berikut. Bila calon pasangan anda belum memiliki 75% syarat berikut ini, ada baiknya anda menimbang kembali pilihan anda.
1. sendiri
selidiki terlebih dahulu latar belakang target anda. Pastikan bahwa dia memang masih benar-benar sendiri. Karena pasti tidak enak bila ujung-ujungnya anda baru tahu bahwa dia tak lagi sendiri. Tapi hal itu tidak masalah bila anda lebih menyukai dan tidak keberatan bermain ganda campuran ketimbang single.
2. nomor rekening
ada baiknya bila target anda memiliki beberapa nomor rekening. Eitss.. tapi bukan sembarang rekening seperti rekening air, listrik, gas, kartu kredit, dsb. Cukup rekening bank saja. Apalagi bila isinya deposito, hmm… patut diperhitungkan.
3. urat genit
bukan berarti mengharuskan anda mencari target yang seronok, tapi sebatas bisa menggoda atau merangsang anda. Itu hal yang penting dalam menjalin hubungan tetap hangat. Bayangkan saja bila target anda lebih bernafsu mempelototi layar komputernya (seperti saya) ketimbang menikmati wajah anda sambil sesekali memujinya. Bisa-bisa anda mati kekeringan karena itu…
4. sehat
cobalah untuk menjalani medical check-up bersama untuk meyakinkan bahwa anda dan target benar-benar sehat walafiat. Kan gak lucu bila bulan madu anda dihabiskan di rumah sakit sambil merawat target.
5. cinta
nah, setelah kriteria di atas sudah dimiliki, baru cari tahu apakah target mencintai anda atau tidak. Dan tak lupa, yakinkan juga diri anda bahwa anda juga mencintai dia. Kalo ternyata hati anda masih setengah-setengah lebih baik anda berusaha untuk ‘memenuhkan’ hati anda dulu...

I Don’t Want To Grow Up

Kemaren, setelah MUI mengeluarkan fatwa haram menonton tayangan infotainment, aku diam-diam menonton acara gosip di tipi. Hehehe, it’s always feels good when you break the rules… Kebetulan lagi ada si Cinta Laura. Dan seperti pernyataan sebelumnya waktu dia bilang ‘GLOBAL WARMING IS COOL’ kali ini lagi-lagi dia mengeluarkan pernyataan yang gak kalah kontroversional atau labih tepatnya aneh. I DON’T WANT TO GROW UP!
Katanya, dia gak mau tumbuh jadi dewasa. Dia pengen jadi anak-anak terus, kayak Peterpan yang tinggal di Neverland. Kerjaannya hanya maen-maen, bisa terus tinggal ama orang tua, n gak punya tanggung jawab kecuali masalah sekolah. Trus, alasan lain yang membuat dia gak mau dewasa karena orang dewasa punya banyak masalah, truz orang dewasa nantinya akan keriput, gendut dan jadi gak keren lagi.
Hahaha… betul-betul sebuah pernyataan dari seorang anak yang belum dewasa. Emangnya dia pikir masalah orang dewasa itu datangnya dari mana?? Ya dari anak-anak yang taunya hanya maen-maen aja dan gak punya tanggung jawab…
Tapi sejujurnya, kalo boleh milih, aku juga gak mau jadi tua. Dan aku rasa semua orang juga gak mau jadi tua. Bukti yang paling kongkrit adalah mamakku yang selalu bilang “Jadi anak-anak lagi maunya aku ya…” setiap natal tiba. Suasana natal membuat beliau itu terkenang akan masa kecilnya yang pasti indah menurut versinya. Gak jarang dia jadi sedih karena terkenang akan hal-hal itu.
Satu lagi yang membuktikan bahwa orang-orang normal pada umumnya gak mau jadi tua adalah membanjirnya produk-produk yang menjanjikan ke-AWET MUDA-an. Ada yang menawarkan kulit cerah mulus seperti sepuluh tahun lebih muda, badan langsing seperti masih remaja, atau vitalitas aktif seperti masa puber. Padahal aku yang masi terbilang muda ini aja gak punya kulit semulus yang diiklankan, gak punya badan selangsing yang ditampilkan, dan gak aktif seperti yang disebutkan di atas. Jadi bagaimana mungkin semua produk itu bisa memberi hal tersebut kepada orang yang jelas-jelas hormonnya udah menunjukkan penurunan?
Yagh, betapapun aku memberi argumen, toh tingkat penjualan produk-produ tadi tetap tinggi. Orang-orang gak ada yang mau jadi tua. Tapi menjadi tua bukanlah pilihan melainkan kewajiban. Setiap orang, mau gak mau, suka gak suka, harus jadi tua dan akhirnya lenyap dari dunia ini. Semua hanya tinggal menunggu waktu. Dengan begitu, regenerasi baru bisa berlangsung. Regulasi kehidupan akan terjadi. Siklus kehidupan memang harus berganti.

Fenomena Drama Korea

Entah sihir apa yang terkandung dalam drama impor dari negri ginseng itu, yang pasti pengaruhnya lebih kuat dibanding pengaruh sihir Merlin, penyihir terkuat zaman Raja Artur. Dilihat dari segi cerita, sebenarnya tema yang disampaikan udah umum, walau ada juga yang spektakuler, namun cara pengemasannya dibuat menarik sekali (menurut persepsiku).
Serial yang disajikan umumnya bergendre komedi romantis kayak Prinses/Prince Hours, Cats On The Roof, Full House, Personal Taste dll, walau ada juga yang serius kayak Endless Love, Queen Seon Deok, Winter Sonata, Ju Mong ato No Regret, tapi pasti gak jauh-jauh dari kisah romantis. Gendre ini kurasa sangat pas dijadikan sarana untuk nyantai. Soalnya selagi nonton aku bisa mengendurkan syaraf yang tegang karena ketawa-ketawa. Kalo ceritanya serius ato sedih, kayak sinetron indonesia yang menjamur di setiap stasiun tipi dan tayang antara jam 5 ampe 8 malam, rasanya gak cocok jadi hiburan. Malah bikin tambah pening. Belum lagi episodenya itu. Ampe beratus-ratus… Bahkan ada yang bikin sekuel ampe seri ke-6! Ceritanya jadi gak nyambung dan bertele-tele (tapi herannya masi ada aja yang nonton).
Beda ama serial korea yang biasanya diproduksi secara limited. Jadi jalan ceritanya masih pas dan masi bisa diterima oleh otak. Lagian, kalo yang namanya barang limited edition itu kan biasanya pasti dikejar-kejar orang. Nah, serial korea dengan episode terbatas ini pun membuat orang jadi penasaran, pengen liad lagi dan teriak-teriak bilang, “TAMBAH!! TAMBAH!! WE WANT MORE!!”
Truz karakter tokoh utamanya biasanya sangaaaaattt lembut… Romantis tapi agak songong. Pengen ngasi yang terbaik tuk pasangannya tapi gengsian. Ini… ini yang buat geregetan, jadinya geregetan apa yang harus kulakukaaaann… hehehe.
Kostum! Ne juga jadi salah satu daya tarik serial korea. Desainnya beda dari kebiasaan. Tapi tetap keren-keren!! Apa karena yang make artis-artis berkulit putih pucat, mulus dan berbody proporsional ya?? Tapi memang kostumnya bagus mampus!! Kayaknya korea udah melampaui fashion jepang dengan Harajuku Style-nya.
Satu lagi yang menjadi keunggulan serial korea… Biasanya karakter ceritanya dimainkan sama makluk-makluk yang manisnya naudzubilah!!! Bahkan cowoknya lebih manis dari cewek Indonesia (berdasarkan penelitian dari 1 orang sampel yaitu aku sendiri). Walaupun kadang dari segi penampilan cowok-cowok itu kurang menunjukkan kemaskulinannya, namun gak menghalangiku untuk menikmati muka-muka licin dan keren mereka. Perlu berapa kali operasi plastik ya, biar muka bisa licin gitu??
Yagh, itulah hasil analisisku terhadap serial korea yang penayangannya dimonopoli oleh salah satu stasiun tipi swasta Indonesia. Dan harus diakui, aku tergila-gila ama serial itu baik dari segi cerita maupun pemainnya. Walau kadang Yenni ‘Bunmar’ terlebih Pincuk ‘Turis Tibet’ marah dan sinis karena cintaku lebih besar untuk makluk-makluk manis dari benua lain itu ketimbang untuk mereka. Hahahaa…

Fakta Unik Mengenai Gebetan

Punya gebetan??? Pasti berjuta indahnya,… hati bisa saja tiba-tiba blooming hanya dengan melihat senyuman darinya. Bahkan hanya melihat punggungnya dari kejauhan aja bisa bikin histeris. Tapi gak smua mengalami hal yang sama. Ada juga yang bingung menghadapi gebetannya saat ini.
Misalnya, gebetan gak ngasi kabar selama berhari-hari. Pasti suntuknya minta ampun!! Kok dia gitu,sih?? Pertanyaan ini selalu terngiang di kepala. Bila anda merupakan salah satu orang yang mengalami kejadian tersebut, maka anda perlu mengetahui beberapa kemungkinan yang mungkin melatarbelakangi sikap gebetan yang seperti itu. Hanya ada 3 kemungkinan dibalik sikap seperti itu menurut versi saya, yaitu:

Kemungkinan pertama:
malu atau tak punya nyali
ada beberapa tipe orang yang merasa malu bila berhadapan muka dengan orang yang disukainya. Dia tiba-tiba kaku, speechless, dan tak ada nyali jika berhubungan dengan orang tersebut. Nah, mungkin gebetan anda merupakan tipe seperti ini. Mungkin dia malu atau takut untuk menghubungi anda duluan. Dia takut bila anda tidak memberi respon atau tanggapan yang dia harapkan.
Saran saya untuk hal ini, anda sebaiknya mengambil langkah terlebih dahulu. Tidak ada salahnya anda yang terlebih dulu menyapanya. Mungkin dengan itu dia merasa agak diperhatikan dan rasa sungkannya agak teredam.

Kemungkinan kedua:
tidak ada rasa
Mungkin gebetan anda adalah salah satu orang yg populer di komunitasnya. inilah susahnya bila memiliki gebetan orang yang terkenal. Anda mungkin hanya dianggap sebagai salah satu fans-nya yang selalu mengejar-ngejar dia. Dia tidak merasa anda dan dia memiliki hubungan yang spesial. Karena itu, dia tidak merasa harus menghubungi anda. bahkan, dia sudah merasa cukup baik karena mau melayani sapaan semua fans-nya.
Saran saya, tetaplah berusaha untuk mendekatinya. Buatlah ia akhirnya mengakui keuletan anda dan menganggap anda adalah orang yang pantas untuk menjadi gebetannya.

Kemungkinan ketiga:
kere
bila usaha pertama dan kedua telah dijalankan tapi tetap tidak ada kabar beritanya, hanya inilah kemungkinan yang tersisa. Yaitu: GEBETAN ANDA ITU MISKIN. Karena miskinnya dia tidak sanggup mengirimkan satu sms pun untuk anda. Bahkan sms gratis pun dia tidak punya…
Bila sudah begini, ada baiknya anda mencoba untuk mencari gebetan baru yang anda rasa lebih memiliki prospek di masa depan. Bila perlu, ajak teman anda untuk membantu anda memilih calon gebetan berikutnya atau buat audisi. Jangan lupa, sarankan gebetan anda yang lama untuk pindah kartu ke operator lain…

Terima Kasih.

ANTIBIOTIK


            Lagi-lagi aku harus menelan butiran-butiran racun yang telah terkomposisi dengan perhitungan akurat untuk dapat membunuh makluk pengganggu sistem kerja tubuh tanpa ikut membunuh makluk yang terjangkit. Satu hal yang bisa mewakili situasi ini, MENJIJIKKAN!!!
            Aku betul-betul jijik ama benda ini. Uda bau, ukurannya pun gak tanggung-tanggung, sebesar kancing baju!! Waduh, bisa terbayang kalo ampe lengket di tenggorokan. Belum lagi pas kencing, bau amoniak plus aroma antibiotik menyebar dari air kencing yang membuat aku mau muntah. Ampun…
            Tapi ntah kenapa aku selalu berlangganan benda yang satu ini. Soalnya kalo aku kena angin dikit, langsung tumbang! Kena gerimis dikit, pasti kolaps! Parahnya, aku bukanlah orang yang tabah. Aku gak bisa nahan sakit, yang otomatis ujung-ujungnya pasti ke antibiotik lagi… gak heran kalo sebutir antibiotik 500mg gak ngaruh tuk meredakan sakit ku. Dosisnya harus ditambah biar ada perubahan yang berarti. Jadi kalo dikalkulasi antara tingkat penambahan dosis dengan intensitas sakitku, gak tertutup kemungkinan kalo suatu saat nanti aku harus menelan 5 butir antibiotik sebesar kancing baju dalam skali minum.
            Satu lagi benda wajib dalam hidup ku adalah obat penghilang rasa sakit atau antalgin. Gak tau ne merek dagang atau gak, tapi aku sering bilangnya antalgin. Tanpa si tablet ini, kayaknya aku gak bisa menjalani hidup dengan tenang. Padahal menurut mamak ku, gak bagus makan antalgin terus dalam jangka waktu lama. Nanti jadi ketergantungan katanya. Apalagi si antalgin ini bukannya menyembuhkan, tapi hanya melumpuhkan syaraf untuk sementara aja biar sakitnya gak terasa lagi. Masalahnya, kalo udah sakit mana mungkin ditahan-tahan… terpaksa juga ditelan…
            Yah, begitulah kisahku bersama dua benda yang tersusun dari zat-zat kimia dengan perbandingan yang sempurna itu. Bagaimanapun mereka udah mengalir dalam aliran darahku dan menjadi bagian komposisi dalam tubuhku.