Entri Populer

Kamis, 03 Maret 2011

KRITIK DRAMA: KOPI SUSU

KOPI SUSU


KARYA : INDRA T.

SINOPSIS
Drama ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang terdiri dari seorang suami dengan dua orang istri. Kedua istri pria ini sibuk bersaing untuk memperebutkan perhatian sang suami. Mereka mempersiapkan diri dan segala hal yang mereka rasa dapat menunjang service yang akan mereka berikan.
Karena pertikaian di antara kedua nyonya besar itu, pembantu yang menjadi terjepit. Semua hal jadi serba salah, karena kedua nyonya itu ingin menjadi prioritas dan menjadi orang yang pertama dilayani.
Setelah pekerjaan suami mereka menjadi rusak dan berantakan karena perkelahian mereka, pembantu menjadi semakin terjepit karena kedua nyonya tadi tidak ada yang mau bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

TEMA
Adapun tema yang diangkat dalam drama ini adalah keadaan sebuah rumah tangga dimana sang kepala rumah tangga menganut poligami.

PERWATAKAN
Di dalam drama ini terdapat empat orang pemain. Ada pun perwatakan dari keempat tokoh tersebut adalah:
Istri I : wanita berumur kira-kira 30 tahun. Berwatak keras, galak, pencemburu, berfikiran negatif atau suka berprasangka buruk.
Istri II : wanita yang kira-kira sebaya dengan istri 1. berwatak lembut, kemayu, namun tidak mau kalah.
Pembantu : wanita yang periang, aktif, dan setia namun suka membicarakan keburukan kedua nyonya rumah. Sering menjadi objek kemarahan dari kedua nyonya rumah tempat dia bekerja.
Suami : dalam drama pementasan peran suami tidak begitu terlihat. Jadi tidak dapat disimpulkan bagaimana watak suami.

SETTING
Waktu : sore menjelang malam.
Tempat : rumah
Situasi : tegang, penuh percekcokan.

ALUR
Alur yang dipakai dalam drama ini adalah alur maju. Terlihat dari cara penceritaan yang dimulai dari pengenaalan tokoh, laulu permasalahan antar tokoh yang disusun secara sistematis.

KRITIK TERHADAP PEMENTASAN DRAMA KOPI SUSU

KEUNGGULAN
Bila hanya membaca naskahnya saja, mungkin drama ini tidak menarik, namun ketika sudah diangkat ke atas panggung, drama ini cukup menarik. Peran tokoh-tokoh yang saling berlawanan dan cukup kocak, mengundang penonton untuk tertawa.
Dalam pementasan drama ini, ada beberapa peristiwa yang terjadi di luar perkiraan. Seperti kemunculan kucing di atas panggung, ikan yang tidak dapat ditangkap pembantu saat kepalanya dicelupkan, dan jatuhnya kipas yang dipegang oleh istri kedua. Hal itu merupakan hal peristiwa yang terjadi di luar naskah. Namun para pemain dapat mengatasi keadaan tersebut. Para pemain dapat mengalihkan atau menjadikan hal tersebut menjadi bagian dari pementasan secara spontan. Sehingga tidak timbul kekakuan atau ‘blank’ pada pemain saat peristiwa tersebut terjadi.

KEKURANGAN
Ada beberapa hal yang menjadi sorotan penulis dalam drama ini yang dapat dikatakan merupakan kekurangan drama ini. Antara lain:
1. peran suami yang hanya sekian menit pada pembukaan drama ini dianggap tidak terlalu penting. Mungkin sutradara memasukkannya untuk memberikan gambaran suami atau kesan misterius dalam drama, namun penulis menganggap hal itu tidak terlalu memepengaruhi jalan cerita dalam drama walau ditampilkan atau tidak.
2. kemunculan pembantu dalam drama terkesan sangat berlebihan. Datang dengan ditandu oleh empat orang pria layaknya seorang puteri, disertai lenggokkan-lenggokan pemain sepertinya terlalu berlebihan mengingat bahwa dia adalah seorang pembantu.
3. kostum yang dikenakan oleh pembantu juga sangat berlebihan. Aksesoris yang dikenakan terkesan norak. Awalnya penulis mengira pemain memerankan peran seorang artis karena pakaian yang terkesan ekstrim, lalu nama pemain yang mirip dengan nama salah satu penyanyi dangdut, serta monolog pemain yang seolah menelepon artis Rhoma Irama.
4. dalam drama ini tidak jelas siapa yang menjadi pemeran utama. Bila dilihat dari intensitas kemunculan, pembantu lebih sering muncul jadi dapat dikatakan bahwa pembantulah yang menjadi pemeran utama. Namun jika dilihat dari segi judul, yaitu kopi susu yang menggambarkan kedua istri di rumah itu, maka kedua istri itulah yang menjadi pemeran utama.
5. properti yang disusun di atas panggung tidak semuanya dimanfaatkan. Seperti lukisan-lukisan, dan tirai sebelah kanan.
6. tema drama ini tidak jelas. Ketika menonton pementasan, penulis tidak begitu paham apakah tema drama ini adalah poligami atau kekerasan rumah tangga khususnya terhadap pembantu. Karena kedua hal ini sama-sama dominan dalam drama ini.

1 komentar:

komentar sangat diterima...
gak dikomentari juga gapapa,..