Entri Populer

Kamis, 03 Maret 2011

MENGAPA MAKNA KATA BERUBAH?

Bila ditinjau secara diakronis atau berdasarkan perkembangan sepanjang waktu, maka makna kata kemungkinan dapat berubah. Sebuah kata yang pada zaman dahulu bermakna baik, pada waktu sekarang dapat bermakna buruk, dan pada waktu kelak mungkin bermakna tinggi atau rendah. Misalnya dahulu kata bapak dan saudara hanya dipakai dalam hubungan biologis, sekarang semua orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya dipanggil bapak, dan semua orang yang dianggap sederajat disebut saudara.

Persoalan kita sekarang adalah mengapa makna kata itu dapat berubah? Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan itu? Dan bagaimana pula wujud perubahan itu?
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan makna sebuah kata. Abdul Chaer (2003: 310-315) menjelaskan bahwa penyebab perubahan makna tersebut antara lain disebabkan oleh perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi, perkembangan sosial budaya, perkembangan pemakaian kata, pertukaran tanggapan indra, dan adanya asosiasi. Di sini saya akan memaparkan secara singkat mengenai faktor-faktor tersebut.

Perkembangan dalam Bidang Ilmu dan Teknologi
Perkembangan konsep dalam ilmu dapat menyebabkan perubahan makna. Misalnya kata sastra yang awalnya bermakna tulisan atau buku yang baik isi dan bahasanya berubah makna menjadi karya yang bersifat imajinatif kreatif. Perkembangan dalam bidang teknologi juga menyebabkan terjadinya perubahan makna kata. Misalnya kata berlayar yang awalnya bermakna perjalanan di laut dengan menggunakan perahu layar berubah makna menjadi sebuah kegiatan mengarungi lautan walau perjalanan tidak lagi menggunakan layar namun dengan menggunakan tenaga mesin atau bahkan tenaga nuklir.
Sebuah kata yang asalnya mengandung konsep makna mengenai sesuatu yang sederhana tetap digunakan walaupun konsep makna yang dikandung telah berubah sebagai akibat dari pandangan baru dalam pandangan ilmu atau perkembangan teknologi.

Perkembangan Sosial Budaya
Perubahan makna karena pekembangan sosial budaya hampir sama dengan apa yang terjadi akibat perkembangan bidang ilmu dan teknologi. Bentuk katanya sama namun konsep makna yang dikandungnya sudah berubah. Misalnya kat sarjana dulu berarti orang yang pandai atau cendekiawan. Sekarang bermakna orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi.

Selain itu hampir semua kata atau istilah kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, kakak, saudara, dan nenek sudah pula digunakan sebagai sapaan untuk menyebut siapa saja yang pantas disebut adik ata kakak. Bahkan kata bapak dan ibu tidak hanya digunakan untuk menyebut orang yang usianya pantas disebut bapak atau ibu, tetapi juga pada orang yang mempunyai kedudukan atau status sosial yang lebih tinggi.

Perkembangan Pemakaian Kata
Setiap bidang kehidupan atau kegiatan memiliki kosakata tersendiri. Misalnya dalam bidang pertanian dikenal kata benih, menggarap, dan membajak. Dalam bidang pendidikan ada kata siswa, guru, dan ujian. Sedang dalam bidang agama ada kata iman, puasa dan pahala.

Kata-kata yang menjadi kosakata dalam bidang tertentu itu dapat diambil dan digunakan dalam bidang lain atau menjadi kosakata umum. Oleh karena itu, kata-kata tersebut mempunyai makna baru atau makna lain di samping makna awalnya. Misalnya kata menggarap yang berasal dari bidang pertanian banyak digunakan dalam bidang lain seperti menggarap naskah drama atau menggarap skripsi. Kata membajak yang berasal dari bidang pertanian sekarang telah biasa digunakan dalam bidang lain seperti membajak pesawat, atau kaset bajakan.

Dari contoh di atas jelaslah bahwa bila kata digunakan dalam bidang lain, maka kata itu akan membentuk arti lain. Tetapi makna baru kata itu masih berkaitan dengan makna asli dalam bidanga asalnya.

Pertukaran Tanggapan Indra
Manusia mempunyai lima indra. Setiap indra sudah memiliki tugas masing-masing untuk menangkap gejala yang terjadi di dunia ini. Akan tetapi dalam bahasa Indonesia banyak terjadi kasus pertukaran tanggapan antara indra yang satu dengan indra yang lain. Misalnya rasa pedas yang ditanggap oleh indra perasa pada lidah, ditanggap oleh, indra pendengaran seperti dalam kalimat, “Pedas sekali kata-katanya”. Atau pertukaran tanggapan antara indra perasa pada lidah dengan indra pengelihatan dalam kalimat “Manis sekali wajahnya”

Perubahan makna yang disebabkan oleh pertukaran tanggapan indra disebut dengan istilah sinestesia. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani sun yang artinya sama dan aisthetikas yang artinya nampak.

Adanya Asosiasi
Perubahan makna dapat terjadi karena adanya persamaan sifat. Maksudnya adalah adanya hubungan antara sebuah bentuk ujaran dengan sesuatu yang lain yang berkenaan dengan bentuk ujaran tersebut, sehingga bila ujaran itu disebut, maka yang dimaksud adalah sesuatu yang lain yang berkenaan dengan ujaran itu. Kata amplop yang berasal dari bidang administrasi atau surat-menyurat bermakna sampul surat. Dalam amplop selain dimasukkan surat, juga dapat dimasukkan benda lain misalnya uang. Dalam kalimat “Beri dia amplop supaya urusan cepat beres.” Kata amplop bermakna uang. Sebab kata amplop yang dimaksud bukan berisi surat melainkan berisi uang sebagai sogokan.




SUMBER:
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Prawirasumantri, H Abud, dkk. 1998. Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Penataran Guru SLTP Setara D-III

Depdiknas. 2005. KBBI: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar sangat diterima...
gak dikomentari juga gapapa,..